Bismillahirrochmanirrochim.
Hari ini, 10 Mei 2014, Naufal bikin perbaikan lagi untuk blog-Bulukis ini,
yang sebelumnya sudah beberapakali direvisi. Alhamdulillah sudah
baikan, dan mudah-mudahan ke depan Bulukis bisa membuat tulisan- tulisan
yang manfaat.
Beberapa hari lalu, Bulukis membaca novel karya Khaled Hosseini, seorang dokter
kelahiran Afganistan, yang kini mukim di Amerika Serikat. Sebuah novel
fiktip, katanya, yang nenggambarkan pengalaman beberapa perempuan
Afganistan, yang diperlakukan dengan sangat mengnenaskan oleh suami mereka yang menurut pendapat Bulukis tidak mencermikan budaya
Islam.
Padahal, bagi masyarakat umum, khususnya bagi orang Indonesia,
Afganistan, merupakan salah satu negara Islam yang dianggap menjalankan
hukum syariah (peraturan ) Islam yang ketat.
Artinya, hak-hak dan perlindungan terhadap perempuan sangat diutamakan.
Novel itu sepertinya mengisahkan kondisi Afganistan satu dasawarsa yang lalu, ketika wilayah itu dikuasai oleh rejim Taliban. Penulis sepertinya menujukkan antipatinya terhadap rejim itu, yang mmengharuskan semua pria tanpa kecuali harus memelihara jenggot dan perempuan dilarang keluar rumah tanpa ditemani suami atau muhrim (laki-laki yang tidak boleh dinikahi). Perempuan yang melanggar aturan itu akan dihukum cambuk sampai berdarah-darah!
Diceriterakan pula,rejimTaliban juga menghancurkan artefak-artefak bersejarah, membakar buku-buku klasik, dan merusak lukisan-lukisan yang menggambarkan manusia. Salah seorang pelukisnya waktu itu, menutupi karyanya dengan cat air, sehingga akan mudah dihapus apabila suatu saat keadaan politik bisa berubah.
Pada tayangan televisi beberapa tahun lalu Bulukis menyaksikan seorang dokter di Afganistan, telah mengapus cat air yang menutupi karya-karya lukisannya, ke kondisi semula.
Mengapa Bulukis di sini mempersoalkan lukisan? Karena dia juga gemar melukis! Nah, kebetulan, salah satu lukisannya adalah potret foto sampul (cover) dari majalah National Geographic, yang menampilkan wajah seorang wanita muda Afganistan, dengan kerudung sobek di sana-sini. Mata gadis itu indah, besar berwarna kuning kehijauan, menyorot tajam tanpa senyum, membuat kita bertanya-tanya bagaimana keadaan gadis ini,ditengah perang yang berkecamuk sangat dahsyat di negaranya? Masih selamat kah dia, tewas kah dia?
Afganistan, meskipun berjarak puluhan ribu kilometer jauhnya dari Indonesia, tidak begitu asing bagi orang Indonesia, mengingat sebagian riwayat mengatakan, di sanalah Nabi Adam diturunkan dari surga.
Kembali ke foto sampul, ternyata setelah duapuluh tahun kemudian, team National Geographic , dengan kegigihannya, berhasil menemukan kembali wanita itu, dalam kondisi jauh berbeda, seakan berjarak 40 tahun! Wanita itu mempunyai suami dan beberapa orang anak.
foto wanita Afganistan. dari Natgeo
In english:
Today, May 10, 2014, Naufal make further improvements to my blog, which previously has been revised several times. Alhamdulillah to have gotten better, and hopefully I can make a future writings benefits.
A few days ago, I read the writings of M. Hossein, a physician, born in Afghanistan, which is now habitation in the United States. A novel fiktip, he said, which illustrate some of the experiences of Afghan women, who are very pathetic, and think, does not reflect Islam.
In fact, for the general public, especially for the people of Indonesia, Afghanistan, is one of the Islamic countries who considered running sharia law (regulation) strict Islam.
That is, the rights and protection of women definitely enforced.
The
novel tells the story of the conditions seems to Afghanistan a decade
ago , when the region was ruled by the Taliban regime . The
author seems showed antipathy to the regime , which requires all men
without exception must maintain beards and women are forbidden to leave
home without a husband or a mahram ( men should not marry ) . Women who violate the rules will be punished whip up bloody !
Narrated
Similarly , rejimTaliban also destroying historical artifacts , burned
classical books , and damaging paintings depicting humans . One of the artist 's time , covering his work with watercolors , so it
will be easily removed if the current political situation could change .
On the television a few years ago Bulukis witnessed a doctor in
Afghanistan , has mengapus watercolor paintings covering the works , to
its original state .
Why Bulukis here question the painting ? Because she also likes to paint ! Well,
coincidentally , one of his paintings is a portrait cover photo ( cover
) of the National Geographic magazine , which features the face of a
young Afghan woman , the veil was torn here and there . Her
beautiful eyes , big yellow-green , sharp highlight without a smile ,
making us wonder how this girl situation , amid a very devastating war
that raged in the country ? Did he still survived , whether he's dead ?
Afghanistan , although it is tens of thousands of kilometers away from
Indonesia , is not so foreign to Indonesian people , because most
history says , that's where Prophet Adam descended from heaven .
Back
to the cover photo , it turns out after twenty years later , a team of
National Geographic , with perseverance , managed to find a woman 's
back , in much different conditions , if within 40 years ! The woman has a husband and several children.